Kamis, 07 Februari 2013

saat kita berdua nanti..

belai aku…
saat teduh mataku meredup di sandaranmu..
sentuhlah keningku dengan ciuman indahmu..

— senja merayu jiwaku, angin menenagkan pikiranku….
namun hanya sentuhanmu yang mampu menidurkanku saat jiwaku kacau..
hanya tatapanmu yang mampu meredakan tangisku…

ah,.. ada apa malam ini?
kenapa begitu cepat berlalu?, sedangkan sejenakpun ku tak ingin melepaskan sandaranku..

wahai engkau kekasih yang selalu di hatiku..
malam telah larut..
jangan berikan salam untukku…
ciumlah keningku…
kita bertemu kembali di pertengahan malam..,.

saat jiwaku dan jiwamu mencari mimpi mimpi kecil kita…
jangan berikan aku air matamu…
akupun teramat mencintaimu…..
sampai nanti kasih…

Syair cinta untuk kekasih

Sayangku,
kenalilah musim hujan yang basah
dan kemarau yang meranggaskan daun-daun kering
di sepanjang hari dalam dua belas purnama
karena cintaku bersemi di dua musim

kenalilah gelisah angin di antara buluh-buluh bambu
yang meliuk ke kanan dan meliuk ke kiri
yang menggemerisik di antara sunyi
karena ada bisikan tentang gelisahku

ketika senja turun di bukit-bukit tak berpenghuni
ada rona yang dilukiskan pada latar langitnya
merah membara dan kadang-kadang lembayung
kenalilah warnanya yang disapukan dari rinduku

sayangku,
malam-malamku adalah catatan tentang cinta
dinginnya menghangatkan dan memberi aroma rasa
aku jejaki purnama yang tenggelam di antara awan
dan aku ingin terbenam bersama cinta yang kau bawa

Menggapai Awan

Menggapai awan sepenuh jiwa
Berbekal tulang, asa dan cinta
Terkadang hampa, sesak di hati
Terkulai lesu tangisi diri

Namun kubangkit teguhkan hati
Masihlah ada awan menanti
Walau menempuh jalan mendaki
Akan kucoba langkahkan kaki

Sampai kujatuh terdera batu
Ragaku kaku hati membeku
Seolah tak kuasa untuk melaju
Terduduk ragu menangis pilu

Kucoba lagi kumpulkan asa
Tabahkan hati cairkan luka
Terus melangkah terus mendaki
Menggapai awan sampai kumati

KATA SELEMBAR KERTAS SEPUTIH SALJU

Kata selembar kertas seputih salju,”Aku tercipta secara murni, kerana itu aku akan tetap murni selamanya. Lebih baik aku dibakar dan kembali menjadi abu putih daripada menderita kerana tersentuh kegelapan atau didekati oleh sesuatu yang kotor.”

Tinta botol mendengar kata kertas itu. Ia tertawa dalam hatinya yang hitam, tapi tak berani mendekatinya. Pensil-pensil beraneka warna pun mendengarnya, dan mereka pun tak pernah mendekatinya. Dan selembar kertas yang seputih salju itu tetap suci dan murni selamanya -suci dan murni- dan kosong.

Persahabatan

Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.
Dan dia? menjawab:

Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.

Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam? persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.

Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.

Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.

Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika? kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?

Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.

DUA KEINGINAN

Di keheningan malam, Sang Maut turun atas hadrat Tuhan menuju ke bumi. Ia terbang melayang-layang di atas sebuah kota dan mengamati seluruh penghuni dengan tatapan matanya. Ia menyaksikan jiwa-jiwa yang melayang-layang dengan sayap-sayap mereka, dan orang-orang yang terlena di dalam kekuasaan Sang Lelap.
Ketika rembulan tersungkur di kaki langit, dan kota itu berubah warna menjadi hitam kepekatan, Sang Maut berjalan dengan langkah tenang di celah-celah kediaman – berhati-hati tidak menyentuh apa-apa pun – sehingga tiba di sebuah istana. Ia masuk melalui pagar besi berpaku tanpa sebarang halangan dan berdiri di sisi sebuah ranjang , dan tika ia? menyentuh dahi? si lena, lelaki itu membuka kelopak matanya dan memandang dengan penuh ketakutan.
Melihat bayangan Sang Maut di hadapannya, dia menjerit dengan suara ketakutan bercampur aduk kemarahan, “Pergilah kau dariku, mimpi yang mengerikan! Pergilah engkau makhluk jahat! Siapakah engkau ini? Dan bagaimana mungkin kau memasuki istana ini? Apa yang kau inginkan? Tinggalkan rumah ini dengan segera! Ingatlah, akulah tuan rumah ini. Nyahlah kau, kalau tidak, kupanggil para hamba suruhanku dan para pengawalku? untuk mencincangmu menjadi kepingan!”
Kemudian Maut berkata dengan suara lembut, tapi sangat menakutkan, “Akulah kematian, berdiri dan tunduklah padaku.”
Dan si lelaki? itu menjawab, “Apa yang kau inginkan dariku sekarang, dan benda apa yang kau cari? Kenapa kau datang ketika urusanku belum selesai? Apa yang kau inginkan dari orang kaya berkuasa seperti aku? Pergilah sana, carilah orang-orang yang lemah, dan ambillah dia! Aku ngeri melihat taring-taringmu yang berdarah dan wajahmu yang bengis, dan mataku sakit menatap sayap-sayapmu yang menjijikkan dan tubuhmu yang meloyakan.”
Namun selepas tersedar, dia menambah dengan ketakutan, “Tidak, tidak, Maut yang pengampun, jangan pedulikan apa yang telah kukatakan, kerana rasa takut membuat diriku mengucapkan kata-kata yang sesungguhnya terlarang. Maka ambillah longgokan emasku semahumu atau nyawa salah seorang dari hamba-hambaku, dan tinggalkanlah diriku… Aku masih mempunyai urusan kehidupan yang belum selesai dan berhutang emas dengan orang. Di atas laut aku memiliki kapal yang belum kembali ke pelabuhan, permintaanku..jangan ambil nyawaku… Ambillah olehmu barang yang kau inginkan dan tinggalkanlah daku. Aku punya perempuan simpanan yang? luarbiasa cantiknya untuk kau pilih, Kematian. Dengarlah lagi : Aku punya seorang putera tunggal yang kusayangi, dialah sumber kegembiraan hidupku. Kutawarkan dia juga sebagai galang ganti, tapi nyawaku jangan kau cabut dan tinggalkan diriku sendirian.”
Sang Maut itu mengeruh,”Engkau tidak kaya tapi orang miskin yang tak sedar diri.”? Kemudian Maut mengambil tangan orang hina itu, mencabut nyawanya, dan memberikannya kepada para malaikat di langit untuk menghukumnya.
Dan Maut berjalan perlahan di antara setinggan orang-orang miskin hingga ia mencapai rumah paling daif yang ia temukan. Ia masuk dan mendekati ranjang di mana tidur seorang pemuda dengan kelelapan yang damai. Maut menyentuh matanya, anak muda itu pun terjaga. Dan ketika melihat Sang Maut berdiri di sampingnya, ia berkata dengan suara penuh cinta dan harapan, “Aku di sini, wahai Sang Maut yang cantik. Sambutlah rohku, kerana kaulah harapan impianku. Peluklah diriku, kekasih jiwaku, kerana kau sangat penyayang dan tak kan meninggalkan diriku di sini. Kaulah utusan Ilahi, kaulah tangan kanan kebenaran. Bawalah daku pada Ilahi. Jangan tinggalkan daku di sini.”
“Aku telah memanggil dan merayumu berulang kali, namun kau tak jua datang. Tapi kini kau telah mendengar suaraku, kerana itu jangan kecewakan cintaku dengan menjauhi diri. Peluklah rohku, Sang Maut yang dikasihi.”
Kemudian Sang Maut meletakkan jari-jari lembutnya ke atas bibir yang bergetar itu, mencabut nyawanya, dan menaruh roh itu di bawah perlindungan sayap-sayapnya.
Ketika ia naik kembali ke langit, Maut menoleh ke belakang — ke dunia – dan dalam bisikan amaran ia berkata, “Hanya mereka? di dunia yang? mencari Keabadianlah yang sampai ke Keabadian itu.”

IBU

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir – bibir manusia.
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.

Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.

Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan ibinya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya.

Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.

Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.

Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.

Rabu, 06 Februari 2013

Hidup itu indah


Pertama kalinya aku hadir di dunia ini…
Aku tak mengerti apa-apa..
Lemah, dan sungguh rentan..
Tak ada impian dan harapan..
Menitipkan jiwa raga pada dua insan…
Rengekan tangisku menginginkan sesuatu..
Terkadang mereka tak mengerti apa yang kuhendaki..
Dengan hangat mereka menjagaku..
Dengan sejuta impian mereka, kelak aku mampu membanggakan mereka..
Perlahan aku mulai mengerti..
Bahasa mereka, kelakuan mereka,..
Entah saat mereka mendengar aku berkata “mama.. papa” yg mereka ajarkan padaku
Ada kebahagian tersendiri disana..
Dipegangnya tanganku, dan mencoba berdiri..
Dari merangkak, aku mulai terbiasa menggunakan kedua kakiku..
Dan perlahan pula aku mampu berjalan seperti mereka..
Aku berjalan dan berlari mendapatinya..
Seumur biji kacang tanah..
Aku mulai mengerti..
Aku berada dimana, dan siapa mereka..
Entah jika tak ada mereka, aku seperti apa..
Diberinya aku sebuah pemikiran baru..
Diajarkannya aku ada impian yang harus dituju..
Dimasukinya pikiranku akan hal-hal yang baru..
Waktu itu aku menjawab “ingin seperti dia” (sambil menunjuk kartun televisi)
Perlahan aku cukup besar..
Kini impian nyata itu ada..
Dan dalam meraih impian itu, aku harus melanjutkan perjalanan yang panjang..
Perjalanan yang harus aku ketahui, bahwa pengetahuan yang tak ada batasnya..
Hari berlalu demikian cepatnya..
Aku mendapati diriku..
Dengan raga yang dewasa,,
Aku mulai merasakan, mengartikan sebuah cinta…
Cinta pertama..
Membuatku mengerti kertas dan pena..
Menuliskan sebuah bait kata yang indah..
Yang menjelma sebuah gambaran diri, wanita yang kupuja..
Cinta pertama..
Membuat tanganku, memelodykan syair..
Menjadikannya sebuah lagu yang merdu dan indah..
Cakrawala senja pun menjadi temanku satu-satunya..
Perlahan,..
Ada benci, ada pertengkaran, ada perselisihan..
Yang membuatku kehilangan akal sehatku..
Aku membutuhkan seseorang untuk bicara..
Tuhan nampak dekat sekali denganku..
Aku bicara dengan Dia dalam hening doa..
Tentang sejuta impian dan jawaban setiap pertanyaan..
Dijawabnya dengan lantang dan misteri,..
Datang seseorang..
Dia hadir saat aku putus asa..
Dia menopangku saat aku terjatuh..
Namun itu bukan cinta, tetapi itu dinamakan persahabatan…
Persahabatan..
Ibarat satu pohon yang hidup di tengah padang gurun, peluh dan sesak..
Mendabakan hujan, namun hujan tak akan pernah hadir..
Angin datang dengan kesejukan alami, menghapus keringat sang pohon..
Persahabatan..
Ibarat kertas yang bertuliskan kepercayaan, ketulusan dan pengorbanan..
Jika kertas terbakar, tersobek, dan basah..
Maka semuanya sirna, bahkan bisa lebih buruk, membakar yang lainnya..
Ya, kembali aku mendapati diriku..
Mempelajari apa yang terjadi..
Cinta itu adalah sebuah kehidupan..
Ada denyut, bernafas, berfikir, mendengar, melihat, dan merasakan..
Cinta itu adalah perasaan dan logika yang bersatu..
Ada kesabaran, ketulusan, kepercayaan,
Tak pernah menghitung kesalahan dan slalu memaafkan..
Dan besarnya cinta, kau akan tahu saat akan kehilangan..
Ibarat cawan anggur..
Yang disetiap tetesannya mampu menghidupkan semua yang telah mati..
Yang disetiap tenggukannya mampu mengenyangkan perutmu, dan tak pernah lapar lagi..
Yang disetiap aromanya mampu mengubah semua yang buruk menjadi lebih baik..
Ada sebuah pelajaran tersendiri..
Saat aku harus kehilangan..
Itu yang dinamakan keikhlasan..
Sulit sesulit mencengkeram bintang di langit..
Keikhlasan bukan hanya melepaskan sesuatu..
Melainkan penuh pengorbanan, dan tulus..
Menghempaskan impian ke tanah, dan bermimpi kembali..
Aku harus melakukan itu untuk yang terbaik..
Namun sesuatu yang terbaik bukan berarti sesuatu yang sempurna..
Namun sesuatu yang terbaik bukan berarti sesuati yang seperti impian kita..
Sesuatu yang terbaik adalah jawaban suci dari Tuhan..
Adalah sebuah titik dan sebuah takdir..
Kembali aku mendapati diriku sendiri..
Setelah semua yang telah terjadi..
Aku lahir, belajar, bermimpi, bercinta dan bersahabat..
Aku sakit, bahagia, tertawa, menangis..
Selayaknya hidup itu indah..
Tuhan menjawab setiap pertanyaan kita.
Tak selalu seperti yang kita impikan, melainkan yang terbaik..
Doa dan berjuang adalah sebuah pondasi, karena keyakinan adalah awal dari sebuah perjuangan..
Jika memiliki impian, pegang dan jangan pernah lepaskan..
Tak cukup puas dengan hanya merasakan pasir pantai di kakimu..
Kau harus mampu mendengar ombaknya, merasakan hangat Cakrawala senja..
Melihat burung laut yang bersautan, dan buih putih di batasan pantai..
Dan jika impian itu harus sirna..
Ada yang sulit, namun kau harus lakukan..
Untuk yang terbaik..
Keikhlasan..
Hingga suatu saat kau akan mengatakan pada dirimu..
“aku sungguh Bahagia.. Syukur pada Tuhan..”

Ruang Untukku...

Sayapku patah diatas harum bungamu yang mekar...
Tak menduga kalau itu waktu yang tentukan,
Ragam mencipta pesona seribu tanya...
Dalam sebuah kehidupan direlung hatinya,
Sayapku tak ingin kembali terbang,
Sayapku tak ingin kembali mengibas,
Sayapku ingin diam.. diam diruang untukku.
Diruang takdir Ilahi dihidupku.
Diruang hatimu.. tempatku berbaring.
Langit menali seribu sutera...
Turun teruntai.. merajut perkasanya bintang...
Bersamanya spasang pecinta mengikat janji
DiwaktuNya yang tak bertepi.

Sayap Sayap Patah Seorang Sahabat

Jika aku boleh mengulang waktu
Aku akan menghitung hari-hariku dengan bijaksana bersamanya
Jika aku boleh mengulang waktu
Aku akan selalu berada di sampingnya dan berdoa untuknya
Jika aku boleh mengulang waktu
Aku akan menghiburnya pada saat ia menjalani hari-hari yang berat
Jika aku boleh mengulang waktu
Aku akan menguatkannya dalam menjalani hidupnya yang pahit
Jika Tuhan hanya mengabulkan satu permintaan..
Aku ingin berdoa,
Bangunkan dia
Jangan panggil dia sekarang
Karena dia belum siap..
Jika saja aku tidak terlalu sibuk dengan duniaku sendiri
Jika saja aku ada saat dia membutuhkan aku..
Aku tahu hatinya menjerit
“Di mana dia saat aku kesusahan?
Di mana dia saat aku membutuhkannya?
Di mana dia, yang selalu menyebut dirinya sahabat sejati
Yang akan menguatkan dan mendoakan sahabatnya?”
Tapi dia hanya dapat tersenyum tanpa arti
Aku tahu hatinya galau
Hatinya geram
Hatinya marah
Mukanya panas
Dan ingin memakiku
Maafkan aku, sahabat..
Aku tidak sempat membantumu
Mendoakanmu
Menguatkanmu
Menghiburmu
Selama kau masih ada
Maafkan aku, sahabat
Kalau aku menyakiti hatimu
Kalau aku membuat hatimu kecewa
Maafkan aku karena aku tidak mengerti benar
Apa arti sebuah persahabatan
Aku hanya hadir
Saat kau bahagia
Saat kau mengembangkan senyummu
Saat kau senang
Pada saat kau jatuh, aku tidak membantumu berdiri
Pada saat kau lemah, aku tidak menguatkanmu
Pada saat kau susah, aku tidak ada untuk menolongmu
Pada saat kau menangis, aku tidak menyerahkan pundakku
Pada saat kau difitnah, aku tidak membelamu
Sesempit itukah arti persahabatan?
Semua tinggal masa lalu..
Waktu tidak akan mungkin berputar mundur
Dan kembali ke masa lalu
Semua hanya tinggal penyesalan
Dan pertanggungjawabanku kepadaNya
Yang kutahu, kau sedang melihatku dari atas
Dengan raut muka yang sedih dan kecewa
Sahabat, terima kasih..
Darimu aku belajar
Apa artinya sebuah penghargaan, cinta kasih dan persahabatan
Darimu pula aku mengetahui
Bagaimana rasanya ditolak dan tidak dihargai
Terima kasih telah menganggapku sebagai sahabat sejatimu
Dan maafkan aku..
Karena telah menyakiti hatimu dan membohongimu
Kalau aku sahabat sejatimu..
Selamat jalan, sahabat
Maaf, aku hanya dapat mengantarmu sampai di sini..

Saat Kau Tatapku (Penyesalan)

Saat ini ku sendiri...
Tak tahu apa harus ku buat...
Kulalui semua sendiri...
Tanpa senyuman darimu...
Dan dulu...
Saat kau tatapku...
Semua terasa indah...
Terutama dari senyummu...
Sampai sekarang...
Masih kukenang dirimu...
Takkan mungkin terlupakan...
Senyuman manismu...
Tapi saat ini kurasa tak mungkin...
Jika ku dapat melihat senyummu itu
Walaupun senyummu selalu kukenang...
Tetap kurasa sepi dalam hidup ini...
Ku ingin tetap bersamamu...
Bersama menghadang kehidupan...
Tapi kau sekarang bukan milik ku lagi...
Adalah penyesalan terbesar bagiku...

Perempuan dan Keindahan

Ketika rasa yang berbicara, nurani terkesima, hanyut dalam prasangka kenyamanan sanubari.
Nurani tersentuh oleh keindahan seorang perempuan, terangkum dalam kemurnian hatinya, keramahan tatapan matanya, kepasrahan hatinya akan sebuah ketentraman sanubari.

Kunikmati setiap jengkal waktuku bersamanya, tanpa kesungkanan, berbekas penuh keihklasan.
Kuberbisik pada nuraniku kan rasa keindahan yang terpancar dari nya, kecantikan yang tulus terpancar tanpa ada keraguan tuk mengucap dalam kalbu yang merindu kan arti sebuah keindahan.

Ketika kekaguman akan keindahan itu berjejak kepastian menjadi kenikmatan ragawi, ku naungi segala kenikmatan itu tuk selalu ingat betapa mujurnya diriku bertemu, bertutur dan meyapa tiap jejak keindahan yang tersirat.


Terima kasih Tuhan, tuk menciptakan wanita sebagai pendamping pria.
Tuk selalu menyayangi pria dan memarahinya dengan tulus dan penuh kerelaan.
Tuk membuat pria merasa tersanjung dan tersenyum bahagia. Kuhormati dan kusanjung wanita ketika nurani bebicara tentang keindahan yang tersirat dalam raga dan nurani wanita yang terlahir sebagai teman sejati kasih sayang nan murni.

Masihkah kau sahabatku???

keceriaan melenakan apa yg dijalani bersama
canda tawa membius keinginan yg tak pernah surut
membutakan kesedihan hati yg menjerit
hingga lupa arti sebuah persahabatan
kebersamaan tak mesti selalu beriringan
keceriaan tak harus selalu dinikmati bersama
waktu pun tak selamanya mempersatukan kita
semua berjalan menuju takdirnya
haruskah kecewa dgn apa yg telah terjadi
haruskah marah dgn keadaan yg berubah
haruskan menumpahkan amarah yg egois
haruskah...haruskah...haruskah seperti itu
kawan...
persahabatan tak bisa dibeli dgn rasa egois
persahabatan tak bisa dinilai oleh waktu yg sempit
persahabatan tak akan ternoda oleh kemarahan sesaat
persahabatan tak akan terusik oleh perasaan yg semu

Kerinduan Yang Terobati

Indahnya sebuah persahabatan akan sangat terasa saat kita merasakan
kehilangan masa-masa kebersamaan yg dulu pernah terjadi.
Nilai sebuah persahabatan bukan dari quantitas pertemuan yang
dilakukan, tapi rasa persaudaraan yang tertanam dalam hati dan akan
terus dipertahankannya walaupun rentang jarak dan waktu
memisahkannya. Riak-riak kecil dalam sebuah persahabatan akan selalu
dihadapi, ada saat kita begitu dekat dengan sejuta kesenangan yang
dilalui. Juga ada rentang waktu saat ada sebuah benang tipis yang
hadir dalam sebuah persahabatan, dimana tak selalu bisa bersama,
bercanda dan tertawa. Semua itu adalah sudah menjadi sebuah hukum
yang harus dijalani.

Kerinduan untuk bisa merasakan saat-saat kebersamaan yg dulu terjalin
membuat keinginan untuk bertemu dan bersatu. Banyak hal yg pernah
terjadi dan akan ada hal baru yang bisa terjadi. Dari kerinduan itu
arti dan makna sebuah persahabatan akan semakin berakar pada dinding-
dinding jiwa.

Sabahat,
terima kasih atas waktu yang sangat berharga yang telah kalian
luangkan untuk kebersamaan ini. Walaupun hanya sesaat, tapi mampu
menggetarkan relung-relung hati yang haus akan sebuah kemesraan,
kecintaan dan persaudaraan. Semoga apa yang telah kita jalin akan
terus terjaga walaupun kita tak mesti bertemu dan berkumpul, walaupun
terpisahkan oleh jarak dan waktu.

Kegagalan

Tuhan, apakah Engkau mencoba mengatakan sesuatu padaku?
Bahwa......

Kegagalan bukanlah berarti bahwa aku telah melakukan kesalahan;
Sebenarnya itu adalah keberhasilanku yang tertunda.

Kegagalan bukan berarti bahwa aku tidak berhasil melakukan sesuatu;
Itu sebenarnya berarti bahwa aku telah mempelajari sesuatu.

Kegagalan tidak berarti bahwa aku telah berbuat suatu kebodohan;
Itu sebenarnya menunjukkan bahwa aku cukup berani melakukan percobaan.

Kegagalan tidak harus membuatku merasa malu;
Karena itu menunjukkan bahwa aku telah berani mencoba.

Kegagalan tidak berarti bahwa aku berhenti;
Itu berarti bahwa aku harus melakukan lagi dengan cara berbeda.

Kegagalan bukanlah berarti bahwa aku tidak berkualitas;
Tetapi sebenarnya memang aku tidak sempurna

Kegagalan bukan berarti aku telah menyia-nyiakan hidupku;
Setidaknya aku punya harapan untuk memulai lagi.

Kegagalan tidak berarti bahwa aku harus menyerah;
Tetapi aku harus mencoba lebih giat lagi.

Kegagalan tidak berarti bahwa aku tidak akan pernah berhasil;
Aku hanya perlu banyak berlatih.

Kegagalan bukan berarti aku telah kalah darimu;
Tetapi memang kamu memiliki gagasan yang lebih bagus.

Dengan Satu Kata

Cahaya matahari senja
Luruh menimpa ketenangan waktu,
Seakan mengajak pergi... fajar paginya
Memecah kabut... diantara jaring kecilnya.
Semburat keperakan memantul riang
Menyerupai permadani perak dibalut senyum embun kecil
Nampak dari kejauhan, mendung berarak pulang
Mendekati langit diatas hari
Terbias... lekas menghilang dalam tatapan fajar
Suryapun bersinar tajam...
Bersama penghuni langit beriring menyentuh.
Saling bersahutan mereka dalam gerakan,
Sesekali menatap mengharap yakin.
Ada kisah yang harus terjadi...
Ada waktu dimana saat itu tidak ada lagi
Ada rasa yang kian membuncah,
Membiru terpukul waktu...
Aku tidak bisa berhenti...
Tidak bisa berhenti untuk terus ungkapkan
Sejuta pesona mekar dijiwa...
Mengajak kepak sepasang sayap...terbang...terbang menghampiri
Untuk harapkan yang terakhir dalam dermaga hati.
Dalam tanganMu Engkau pelukis langit,
Dalam setiap rajut mimpiMu...
Terjadilah untuk sesaat lamanya...
Terjadilah dalam wujud senyumMu.
Dengan satu kata...
Andaikan bisa...

Cinta Pertama

Aku terdiam termenung
Menatap hujan mengguyur bumi
Mencari bintang nan tersembunyi
Memandang awan nan mendung
Hati ku gundah
Gundah gulana
Berpikir tak bisa bertindak
Ada tanya nan menyesak
Adakah hati 'kan terbuka
Memulai cinta pertama
Terdiam aku
Menghening dalam kelam
Maukah ia mengenal?
Bilakah ia mengerti yang kurasa?
Sesak mengunjungi dada Berpikir sebaik apa cinta yang ada
Tak dapat kutahan hati
Keinginan mendapat cinta
Kuingin ia tahu apa yang kurasa
Oh Tuhan
Kuatkan hati 'tuk berkata.

Arti Kehidupan..

Suatu hari.. pernah kurenungi...
adakah seorang insan yang mengerti..
apakah arti kehidupan ini...
pernah kucari arti cinta sejati
namun yang kutemui hanyalah mimpi..
suatu mimpi kosong yang tak bertepi
apakah salah hati ini
ingin memiliki sebuah cinta sejati..
apakah arti sebuah persahabatan sejati
apakah itu juga sebuah mimpi.. ?
jika benar, apalah arti semua ini..
sudah banyak hari kujalani
tanpa suatu tujuan yang pasti...
semua seakan hanyalah ilusi..
ilusi yang tiada memiliki arti
namun akhirnya satu hal kusadari
hanya Tuhan yang sungguh mengerti,
tentang semua arti kehidupan ini..
kekosongan hati ini
tidak lagi diisi dengan benci..
tak ada yang lebih murni
dari kesucian cinta Ilahi

Antara Pertanyaanku dan Jawabanmu

Kadang aku berpikir..
Mengapa Kau dan aku
Tak pernah bertemu pada satu ujung jalan
Adakah karena aku berlari
Ke arah yang salah
Atau memang jalan ini masih terlalu panjang
Untuk kutemui sebuah ujung
Bukan kejenakaan kebandelanku
Ketika aku mencoba berlari
Dari kasihmu dari rencanamu dari cintamu
Dari rindumu
Tapi rasa penasaran
Telah membawa aku
Pada kelokan bercabang
Bermuara
Pada ujung
Yang tak kelihatan
Mungkin sebenarnya tak perlu kutanyakan
Mungkin juga tak perlu kaujawab
Karena di dasar jiwaku
Masih ada suaramu memanggil
Hanya aku
Menunggu kulminasi
Dari lelahnya perjalanan
Ingin bertemu kau lagi,
Entah kapan, segeralah...

Aku Ada Untukmu

Hadiah terbaik bagiku,
Bukan gantungan bintang dilangit rajutanku.
Bukan juga menariknya anggur merahmu,
Diantara sajian intan ditempat tak berbayang.
Berlarilah kelautan cintaku...
Dekat sebuah kayu bersilang disana,
Dekat diatas rumput yang memerah,
Direndaman jerami dijengkalku.
Sudah... aku sudah merangkainya untukmu,
Sudah juga menangis untukmu.
Diamlah dekatku... karena kau tenang disini...
Bijaklah disaat kebodohan menjadi kegembiraanmu,
Inilah saatnya tepat, sebab malam tak bertanda,
Juga siangnya tak berpamit.
Berjalanlah terus... bukannya sendiri,
Kasihku memegangmu...
Sampai untaian terakhir dipinggiran waktu,
... aku ada untukmu

Selasa, 05 Februari 2013

Untukmu Sahabat

Disaat kita nikmati kebersamaan
Banyak hal terlewatkan begitu saja
Keceriaan, gelak-tawa serta canda
Semuanya mengalir begitu saja
Waktu yang tersedia
Seolah tak mampu untuk menampungnya
Begitu cepat berlalu
Berlari seolah tak mau berhenti
Kenangan-kenangan itu terasa tak kali kita pergi
Pergi meninggalkan semua kegembiraan yang melenakan
Satu persatu kenangan itu diputar kembali
Ada sederet senyum saat terlintas film-film yang lalu
Kenapa kegembiraan itu harus pergi?
Kenapa tak selalu mengikutiku kemana pergi?
Kapan ini semua akan terulang?
Akankah kita tetap seperti ini?
Sahabat...
Semua yang pernah kita jalani
Hari demi hari, waktu demi waktu
Tak kala kita lalui semuanya bersama
Banyak hal yang pernah terjadi
Semua kita lalui dengan segala kekurangan yang kita miliki
Kadang benci, kesal dan kecewa
Juga senang, hormat dan sayang
Sungguh luar biasa apa yang telah kita lalui bersama
Inikah pemberian tak ternilai dari Sang Kuasa?
Yang sering kali tak pernah kita syukuri
Ya, Allah.. Lindungilah mereka yang ku-cinta

NB:
'tuk sahabat-sahabatku yang pernah bersama-sama dalam mengisi sepenggal perjalanan 'Hijjau'.

PUISI RINDU BUAT TEMAN

Teman,
Kala diriku terjerat di penjara cinta
Kala hatiku dibaluti kesayuan rindu
Kala sepi berlabuh di dasar kalbu
Kala irama syahdu menemani diri mengisi waktu
Kala menanti kepastian sejuta persoalan
Kau hadir membelai luka
Bingkisan kata menari dihujung jemari
Seakan mengerti bisikan hati.

Teman,
Hari berganti hari
Masa berlalu memakan waktu
Kemesraan tersimpul rapi dilayari rindu
Menanti malam menjemput siang
Agar ikatan keikhlasan mengupas persahabatan.

Teman,
Bunga yang dimiliki orang
Ditaburi warna kekusaman
Begitulah jua..
Suramnya wajah keperempuananku
Walau berseri disebalik topeng kedukaanJ
iwa meruntun merayu ketenangan
Bertamu disudut kehidupan
Lipatan rahsia kau kailkan
Lalu terapung tanpa jawapan
Murni jiwamu yang menyentuh perasaan
Keikhlasanmu yang merawat kesedihan
Ingin menyemai nostalgia silam
Agar ikatan membuihkan kemesraan.

Teman,
Tanpa kusedar dan tanpa kuduga
Dirimu menanam pohonan cinta
Sedang diriku sudah berpunya
Walau diri diselimuti sengsara
Kini..
Susunan bicara berbaur cinta
Mengungkap istilah sebenarnya
Antara setia dan airmata.

Teman,
Sepi, resah dan duka
Itulah rencah kekosongan hidupku
Tatkala bicaramu sirna di mataku
Senyum dan tawa
Menguntum tanda gembira
Tatkala rancak berbicara
Justru diriku..
Menyingkap tirai bicara.

Teman,
Andainya puisi ini kau fahami
Andainya jeritan hatiku kau selami
Andainya impianku bisa kau penuhi
Kau tidak berlari mengejar mimpi
Menghitung hari menanti realiti.