Oleh : Ibnu Mukhtar
عَنْ
هَانِئٍ - مَوْلَى عُثْمَانَ – قَالَ كَانَ عُثْمَانُ إِذَا وَقَفَ عَلَى
قَبْرٍ بَكَى حَتَّى يَبُلَّ لِحْيَتَهُ فَقِيلَ لَهُ تُذْكَرُ الْجَنَّةُ
وَالنَّارُ فَلاَ تَبْكِى وَتَبْكِى مِنْ هَذَا فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ
الآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ
يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ ». قَالَ وَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلاَّ
وَالْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ »
Dari
Hani’ –mantan budak ‘Utsman bin Affan rodhiyallohu ‘anhu-“Adalah Utsman
apabila berhenti di kuburan beliau menangis sampai jenggotnya basah.
Maka beliau ditanya : “Engkau tidak menangis ketika disebut Surga dan
Neraka, tetapi engkau menangis karena melihat kuburan ini.” Beliau
menjawab : “Sesungguhnya aku mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda :’Sesungguhnya alam kubur itu merupakan tempat
persinggahan pertama di antara tempat-tempat persinggahan akhirat, maka
jika ia selamat di persinggahan pertama itu ( alam kubur ) maka
kejadian dan segala peristiwa sesudahnya adalah lebih mudah. Dan jika ia
tidak selamat, maka kejadian-kejadian sesudahnya adalah lebih sulit.’
Ustman berkata lagi ; ‘Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda
: “Aku belum pernah melihat pemandangan yang mengerikan sebelumnya
selain adzab kubur.” ( HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dalam musnadnya
dishohihkan Syaikh Syu’aib al-Arna’ut dan Syaikh Al Albani rohimahulloh
menghasankannya dalam Shohiehut Targhieb wat Tarhieb no. 3550 )
Saudaraku, hadits yang mulia ini memberikan banyak faedah yang berharga bagi siapa saja yang mau mengambil pelajaran darinya. Dan tidak ada yang dapat memetiknya melainkan oleh mereka yang dikehendaki Alloh Subhaanahu wa Ta’aala kebaikan bagi urusan dunia dan akhiratnya.
Di
antara pelajaran penting dari hadits yang mulia ini adalah penetapan
adanya alam kubur sebagai salah satu tempat persinggahan akhirat. Di
dalamnya hanya ada dua keadaan; nikmat kubur dan adzab kubur. Nikmat
kubur adalah berbagai keadaan dan peristiwa yang menyenangkan
penghuninya seperti terbebas dari siksa kubur, ditemani amal sholeh yang
berbentuk makhluk yang indah, diterangi dan diluaskan kuburnya, dan
berbagai nikmat lainnya sebelum memasuki Surga nan indah dan abadi
setelah hari dibangkitkan. Sedangkan adzab kubur adalah berbagai keadaan
dan peristiwa yang mengerikan, menyakitkan dan menyusahkan penghuninya
seperti kepalanya dipukul malaikat dengan gada dari besi, digencet bumi
sampai hancur tulang-tulangnya, dan berbagai siksa dan kengerian lainnya
sampai hari dibangkitkan.
Saudaraku,
jika kita termasuk orang mu’min yang cerdas, niscaya kita akan segera
sadar dari kelalaian kita. Kita pun akan segera bangkit untuk
memperbaiki keadaan dan perbekalan kita. Tidak ada kata terlambat untuk
bertaubat dan menggapai rohmat Alloh. Ingatlah detik-detik yang kita
lalui akan menyampaikan kita kepada ajal yang telah ditetapkan Alloh
Subhanaahu wa Ta’alaa. Dan selanjutnya, kita akan memasuki alam
kubur-tempat persinggahan pertama di antara tempat-tempat persinggahan
akhirat-. Jika kita mendapatkan nikmat kubur, maka yang berbahagia
adalah kita sendiri. Namun, sebaliknya-jika kita mendapatkan siksa dan
adzab kubur-maka yang akan merasakan derita dan pedihnya adalah kita
sendiri, duhai celakanya diri kita.
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى
الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ
أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ
أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا
بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ ».
Dari
Abdulloh bin Umar rodhiyallohu ‘anhuma bahwasanya dia berkata : “Aku
bersama Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, lalu seseorang dari
kalangan Anshor datang seraya memberi salam kepada Rosululloh shollalohu
‘alaihi wa sallam. Kemudian ia berkata : “Ya Rosululloh, siapakah
orang-orang mu’min yang paling utama?” Beliau bersabda : “Mereka yang
paling baik akhlaknya.” Orang itu bertanya lagi, “Siapakah orang-orang
mu’min yang paling cerdas?” Beliau bersabda : “Orang yang paling banyak
mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk menghadapi kehidupan
sesudahnya. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.” ( HR. Ibnu
Majah dalam sunannya no. 4400. Syaikh Muhammad Naashiruddien al-Albani
rohimahulloh menilai hadits ini sebagai hadits hasan dalam Silsilah
Ahaaditsish Shohihah no. 1384 )
Saudaraku,
berikut di antara amalan-amalan yang akan menyelamatkan seorang muslim
dari siksa dan adzab kubur. Adapun orang yang mati dalam kekafiran maka
ia akan mendapatkan siksa dan adzab kubur sebelum siksa abadi di Neraka
kelak. Semoga Alloh melindungi kita dari siksa kubur dan adzab Neraka,
aamiin
n.
n.
Pertama,
beriman kepada Alloh Subhaanahu wa Ta’aala tanpa dicampuri kesyirikan
dan kemunafikan Kemudian beramal sholih sebagaimana tuntunan Rosululloh
shollallohu ‘alaihi wa sallam dan istiqomah ( teguh pendirian ) di atas
kesholihan tersebut sampai matinya. Ini adalah seagung-agungnya sebab
keselamatan seseorang di dunia dan di akhirat kelak.
Kedua, membaca surat Al Mulk ( surat ke 67 dalam Al Qur’an )
قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - (سورة تبارك هي المانعة من عذاب القبر)
Rosululloh
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Surat Tabaarok adalah
pencegah/penghalang dari adzab kubur.” ( Silsilah Ahaaditsish Shohihah
oleh Syaikh al Albani rohimahulloh no. 1140, shohihul Jaamie n. 3643 )
Ketiga, meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at.
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ
إِلاَّ وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ »
Dari
Abdulloh bin Amr rodhiyallohu ‘anhu dari Nabi Shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Tidaklah seorang muslim meninggal di hari Jum’at atau
di malam Jum’at melainkan Alloh Subhaanahu wa Ta’ala akan melindunginya
dari fitnah kubur.” ( HR. Ahmad dan Tirmidzi dihasankan Syaikh Al
Albani rohimahulloh dalam Ahkaamul Janaaiz )
Keempat, meninggal karena sakit perut.
عَنْ
أَبِى إِسْحَاقَ السَّبِيعِىِّ قَالَ قَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ صُرَدٍ
لِخَالِدِ بْنِ عُرْفُطَةَ أَوْ خَالِدٌ لِسُلَيْمَانَ أَمَا سَمِعْتَ
رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنْ قَتَلَهُ بَطْنُهُ
لَمْ يُعَذَّبْ فِى قَبْرِهِ ». فَقَالَ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ نَعَمْ.
Dari
Abu Ishaq as-Sabie’ie, ia berkata : Sulaiman bin Shurod berkata kepada
Kholid bin ‘Urfuthoh atau sebaliknya, “Bukankah engkau telah mendengar
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Barangsiapa yang
meninggal karena sakit perut, ia tidak di adzab di kuburnya’? Maka salah
seorang berkata kepada temannya, “Betul”. ( HR. Tirmidzi dishohihkan
Syaikh al Albani rohimahulloh dalam shohiehut targhieb wat tarhieb no.
1410 )
Kelima, ribath ( berjaga-jaga ) di jalan Alloh Subhaanahu wa Ta’aala
عَنْ
سَلْمَانَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ
« رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ
وَإِنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِى كَانَ يَعْمَلُهُ وَأُجْرِىَ
عَلَيْهِ رِزْقُهُ وَأَمِنَ الْفَتَّانَ ».
Dari
Salman al-Farisi rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata : Aku mendengar
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Berjaga-jaga sehari
semalam di jalan Alloh adalah lebih baik dari puasa dan sholat malam
selama sebulan penuh. Dan jika ia mati pada saat itu, ia akan diberi
pahala atas amalnya, ditetapkan baginya rizki dan aman dari siksa
kubur.” ( HSR. Muslim dalam Shohihnya no. 5047 )
Keenam, mati syahid di medan pertempuran.
عَنِ
الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- « لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ سِتُّ خِصَالٍ يُغْفَرُ لَهُ فِى
أَوَّلِ دَفْعَةٍ وَيَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُجَارُ مِنْ
عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَأْمَنُ مِنَ الْفَزَعِ الأَكْبَرِ وَيُوضَعُ عَلَى
رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ الْيَاقُوتَةُ مِنْهَا خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا
وَمَا فِيهَا وَيُزَوَّجُ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنَ الْحُورِ
الْعِينِ وَيُشَفَّعُ فِى سَبْعِينَ مِنْ أَقَارِبِهِ »
Dari
al-Miqdam bin Ma’die kariba, ia berkata : Rosululloh shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda : “Bagi orang yang syahid, ia memiliki enam
bagian kebaikan di sisi Alloh ; Ia diampuni sejak pertama kali tetesan
darahnya mengalir, ia melihat tempatnya di Surga, ia dilindungi dari
adzab kubur, ia merasa aman di hari kebangkitan, diletakkan di atas
kepalanya mahkota dari yakut yang lebih baik dari dunia dan apa yang di
atasnya, ia dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari bermata jeli dan
ia diizinkan memberikan syafa’at kepada tujuh puluh anggota
keluarganya.” ( HR. Tirmidzi dalam sunannya no. 1764 dishohihkan syaikh
al Albani rohimahulloh dalam shohiehut targhieb wat tarhieb no. 1375 )
Ketujuh, bersuci dari kencing ( menjaga kebersihan dan kesucian diri dari najis )
عن ابن عباس قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "عامة عذاب القبر في البول فاستنزهوا من البول"
Dari
Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma, ia berkata : Rosululloh shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda : “Kebanyakan adzab kubur disebabkan oleh air
kencing. Maka bersucilah dari air kencing!” ( HR. al-Bazar, Thobronie
dalam al Kabier, al Hakim dan Daraquthnie. Syaikh al-Albani rohimahulloh
menilainya ‘Shohieh lighoirihi’ dalam Shohiehut Targhieb wat Tarhieb
no. 158 )
Kedelapan, berwasiat kepada keluarganya untuk tidak meratapinya ketika ia meninggal dunia.
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ عَنْ عُمَرَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «
الْمَيِّتُ يُعَذَّبُ فِى قَبْرِهِ بِمَا نِيحَ عَلَيْهِ ».
Dari Abdulloh bin ‘Umar dari Umar bin Khoththob rodhiyallohu ‘anhuma dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : “Mayit itu di adzab dalam kuburnya disebabkan ratapan keluarganya.” ( HSR. Bukhori dan Muslim )
Adapun
jika sewaktu hidup ia telah berwasiat kepada keluarganya untuk tidak
meratapinya kalau ia mati dan dikubur, kemudian keluarganya tidak
menggubris wasiatnya maka ancaman yang diberitakan ‘Rosululloh
shollallohu ‘alaihi wa sallam itu tidak akan diberlakukan kepadanya.
Wallohu a’lam.
Kesembilan, tidak menjadi orang yang menebar permusuhan di kalangan manusia ( pengadu domba )
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ - رضى الله عنهما - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم -
أَنَّهُ مَرَّ بِقَبْرَيْنِ يُعَذَّبَانِ فَقَالَ إِنَّهُمَا
لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ
لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ ، وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ يَمْشِى
بِالنَّمِيمَةِ . ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا بِنِصْفَيْنِ
، ثُمَّ غَرَزَ فِى كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً . فَقَالُوا يَا رَسُولَ
اللَّهِ ، لِمَ صَنَعْتَ هَذَا فَقَالَ لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ
عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
Dari Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau melewati dua buah kubur yang penghuninya sedang diadzab. Beliau bersabda : “Kedua penghuni kubur ini sungguh sedang diadzab dalam kuburnya. Dan mereka tidak di adzab karena perkara besar. Adapun seorang di antara mereka tidaklah bersuci dari kencing. Sedang yang satunya, adalah mengadu domba ( menebar permusuhan ) di kalangan manusia. ( HSR. Bukhori dan Muslim )
Kesepuluh, menjaga Al-Qur’an dan tidak melalaikan sholat wajib.
Dari Samuroh bin Jundab rodhiyallohu ‘anhu, dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam ( dalam hadits yang panjang ) ;
..أَمَّا
الرَّجُلُ الأَوَّلُ الَّذِى أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُثْلَغُ رَأْسُهُ
بِالْحَجَرِ ، فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَأْخُذُ الْقُرْآنَ فَيَرْفُضُهُ
وَيَنَامُ عَنِ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ
Adapun
orang pertama yang engkau datangi yang remuk kepalanya dengan batu
adalah orang yang membaca Al Qur’an lalu ia tidak mengamalkan isinya dan
tidur di kala waktu sholat wajib ( melalaikannya ) HSR. Bukhori no.
7047
Kesebelas, tidak
menjadi penebar kedustaan ( kebohongan ) di tengah-tengah masyarakat.
Apalagi menjadi penebar kedustaan dengan kemasan agama seperti para penyebar hadits-hadits palsu atas nama Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam untuk menguatkan faham, amalan dan eksistensi kelompoknya.
..وَأَمَّا
الرَّجُلُ الَّذِى أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُشَرْشَرُ شِدْقُهُ إِلَى قَفَاهُ ،
وَمَنْخِرُهُ إِلَى قَفَاهُ ، وَعَيْنُهُ إِلَى قَفَاهُ ، فَإِنَّهُ
الرَّجُلُ يَغْدُو مِنْ بَيْتِهِ فَيَكْذِبُ الْكَذْبَةَ تَبْلُغُ الآفَاقَ
Adapun
orang yang engkau datangi sedang digergaji mukanya hingga mulut,
tenggorokan dan matanya tembus ke tengkuknya adalah orang yang keluar
dari rumahnya lalu berdusta dengan kedustaan yang tersebar ke pelosok.
HSR. Bukhori no. 7047
Kedua belas, menjauhi perbuatan zina
وَأَمَّا الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ الْعُرَاةُ الَّذِينَ فِى مِثْلِ بِنَاءِ التَّنُّورِ فَإِنَّهُمُ الزُّنَاةُ وَالزَّوَانِى
Adapun
lelaki dan wanita telanjang yang berada di atas tungku api maka mereka
adalah para pezina ( orang yang berhubungan badan tanpa ikatan nikah
yang sah menurut Islam ) HSR. Bukhori no. 7047
Ketiga belas, tidak memakan riba.
وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِى أَتَيْتَ عَلَيْهِ يَسْبَحُ فِى النَّهَرِ وَيُلْقَمُ الْحَجَرَ ، فَإِنَّهُ آكِلُ الرِّبَا
Adapun orang yang engkau datangi sedang berenang di sungai dan dijejali batu maka ia adalah pemakan riba. HSR. Bukhori no. 7047
Keempat belas, memohon perlindungan kepada Alloh dari adzab Neraka dan adzab kubur ketika tasyahud akhir di dalam sholat.
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «
إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ
يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ
عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ
فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ».
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu ia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika salah seorang di antara kalian bertasyahud maka berlindunglah dari empat perkara dengan mengucapkan : “Ya Alloh, aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian dan kejahatan fitnah Dajjal” ( HSR. Muslim no. 1361, dalam hadits lain disebutkan bahwa tasyahud di maksud adalah tasyahud akhir lihat HSR. Muslim no. 1354 )
عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «
إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنَ التَّشَهُّدِ الآخِرِ فَلْيَتَعَوَّذْ
بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ
الدَّجَّالِ ».
Dari
Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu ia mengatakan : Rosululloh shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda ; “Jika salah seorang di antara kalian
selesai bertasyahud akhir maka berlindunglah kepada Alloh dari empat
perkara ; dari adzab Jahannam, adzab kubur, fitnah kehidupan dan
kematian dan fitnah kejahatan Dajjal.” ( HSR. Muslim no. 1354 )
Saudaraku,
demikian dapat disampaikan. Semoga Alloh merohmati dan menyelamatkan
kita semua dari syaithon dan tipu dayanya, dari fitnah dunia dan
keindahan semu yang menipu dan dari segala ketergelinciran baik dalam
ucapan dan perbuatan sampai kita meraih akhir umur yang baik-mati dalam
ketaatan dan keridhoan Alloh Ta’aala-.
Dan
pada akhirnya, marilah kita segera bertaubat kepada Alloh dengan taubat
yang sebenarnya, kemudian berbekallah dengan amal-amal sholih
sebagaimana diajarkan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam-amalan
yang bersih dari syirik, bid’ah dan penyimpangan lainnya-.
عَنِ
الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ بَصُرَ بِجَمَاعَةٍ ، فَقَالَ
: عَلاَمَ اجْتَمَعَ عَلَيْهِ هَؤُلاَءِ ؟ قِيلَ : عَلَى قَبْرٍ
يَحْفِرُونَهُ. قَالَ : فَفَزِعَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ، فَبَدَرَ بَيْنَ يَدَيْ أَصْحَابِهِ مُسْرِعًا حَتَّى انْتَهَى
إِلَى الْقَبْرِ ، فَجَثَا عَلَيْهِ . قَالَ : فَاسْتَقْبَلْتُهُ مِنْ
بَيْنِ يَدَيْهِ لأَنْظُرَ مَا يَصْنَعُ ، فَبَكَى حَتَّى بَلَّ الثَّرَى
مِنْ دُمُوعِهِ ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا قَالَ : أَيْ إِخْوَانِي
لِمِثْلِ الْيَوْمِ فَأَعِدُّوا
Dari al-Bara ibn ‘Azib rodhiyallohu ‘anhu beliau berkata : Ketika kami bersama Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam tiba-tiba beliau melihat sekumpulan orang. Lalu beliau berkata : “Untuk apa mereka berkumpul?” Dikatakan kepada beliau, untuk menggali sebuah kubur. Maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bangkit berbegas mendahului para sahabatnya menuju kubur tersebut. Setelah sampai beliau pun berlutut ( untuk melihat lobang kubur ). Al-Baraa berkata : “Maka aku menuju ke hadapan beliau untuk melihat apa yang beliau lakukan. Ternyata beliau menangis hingga air matanya membasahi tanah. Kemudian beliau menghadap kepada kami seraya bersabda : ‘Wahai saudara-saudaraku, untuk hari semisal ini maka persiapkanlah diri kalian!” ( HR. Bukhori dalam at-Tarikh, Ahmad, Ibnu Majah dan lainnya. Di nilai hasan oleh Syaikh al-Albani rohimahulloh dalam ash-Shohihah no. 1751 )
SEDIKIT TAMBAHAN DARI ANA (ADMIN) :
- seorang hamba duduk beberapa saat sebelum tidur untuk mengevaluasi dirinya: apa yang telah dia lakukan, baik perkara yang merugikan maupun yang menguntungkan pada hari itu. Lalu dia senantiasa memperbarui taubatnya yang nasuha antara dirinya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga dia tidur dalam keadaan bertaubat dan berkemauan keras untuk tidak mengulanginya bila nanti bangun dari tidurnya. Dia lakukan itu setiap malam. Maka, apabila dia mati (ketika tidurnya itu), dia mati di atas taubat. Apabila dia bangun, dia bangun tidur dalam keadaan siap untuk beramal dengan senang hati, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menunda ajalnya hingga dia menghadap Rabbnya dan berhasil mendapatkan segala sesuatu yang terluput. Tidak ada perkara yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba daripada taubat ini. Terlebih lagi bila dia berzikir setelah itu dan melakukan sunnah-sunnah yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika dia hendak tidur sampai benar-benar tertidur. Maka, barangsiapa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala kehendaki kebaikan baginya, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan berikan hidayah taufik untuk melakukan hal itu. Dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Berkata Ibnu Mukhtar-seorang hamba yang sangat berhajat akan ampunan dan rohmat Alloh Ta’aala-mengakhiri tulisannya :
“Ya Alloh aku memohon kepada-Mu dengan nama-namaMu yang Maha Indah dan sifat-sifatMu yang Maha Mulia agar Engkau menjadikan aku, kedua orang tuaku, istri-istri dan anak-anakku, adik-adik dan kaum kerabatku, guru-guru dan murid-muridku, sahabat dan saudara-saudaraku se-Islam sebagai penduduk surga Firdaus-Mu..
Jadikanlah kami semua selalu dalam perlindungan dan bimbinganMu..Teguhkan iman dan kesholihan kami di atas jalan-Mu yang lurus..Mudahkanlah segala urusan kami..
lunasilah hutang-hutang kami..perbaikilah hubungan kami kepada-Mu dan kepada hamba-hambaMu…wafatkanlah kami di dalam dien-Mu yang hanif dalam kondisi ridho kepada-Mu dan mendapat keridhoanMu..
berikanlah tanda-tanda yang baik dan dapat dikenali hamba-hambaMu ketika ajal menjemput kami, agar kami berbahagia dan hamba-hambaMu mendapatkan pelajaran yang baik dari kami..Ya Alloh kabulkan doaku ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila berkomentar harap sopan