Berawal dari pedoman selalu tuning dan bereksperimen, demikian kira-kira
beberapa cara yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil terbaik dari
proses penggarapan sound car terutama Sound Pressure Level (SPL). Pada
dasarnya SPL merupakan kompetisi sound car mobil yang diukur melalui
getaran suara yang bergetar pada kaca mobil depan. Dalam Black Out Loud
kategori SPL ini Techno Audio menurunkan Avanza hijau dengan instalatur
Arianto.
Arianto membocorkan strategi dan kiatnya dalam merangkai instalasi sound di Avanza yang dipakai "tempur" dalam kontes tersebut. Box menurutnya merupakan salah satu kunci, penggunaan box 12 inci dengan perkiraan kubikasi 1,5 dan peletakan subwoofer dibagian kabin paling belakang. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kabin gain dan mengejar frekuensi, idealnya untuk sebuah mobil bertipe Avanza frekuensi ada disekitar 45-48 hertz.
Pertimbangan lainnya adalah penentuan desain box, karena hal ini memiliki pengaruh yang cukup besar dalam keluaran angin yang dihasilkan. Secara sederhana Arianto menyimpulkan, "Sebenarnya merancang instalasi SPL hanya bagaimana menghasilkan angin yang sekencangnya kearah kabin depan". Desain box berupa airport memiliki ciri corong pipa berada diluar sementara slot lebih cenderung didalam box. Hal ini juga wajib diperhitungkan dengan tipe dan jenis mobil guna memperoleh hasil akhir yang ingin dicapai. Secara singkat ada beberapa kiat yang selalu dilakukan oleh Arianto, yakni rajin tuning, riset dan terakhir adalah wajib menguji coba yang kita lakukan dengan alat ukur seperti yang digunakan dalam Black Out Loud.
Ariyanto sendiri lebih terfokus pada penggarapan SPL karena melihat sisi penilaian yang cenderung lebih akurat dengan menggunakan alat ukur atau mesin. Usaha yang ditempuh olehnya tidaklah sia-sia, dalam dua hari ikut serta dikelas yang berbeda keduanya mendapat gelar juara. Score paling bergengsi pun berhasil diraihnya, yakni 150,5 dan perolehan nilai tersebut langsung menempatkan posisinya kedalam peringkat rekor pertama setelah juara SPL pada Autoblackthrough di Jogja yang hanya mampu bertahan di 149,5 beberapa waktu lalu.
Arianto membocorkan strategi dan kiatnya dalam merangkai instalasi sound di Avanza yang dipakai "tempur" dalam kontes tersebut. Box menurutnya merupakan salah satu kunci, penggunaan box 12 inci dengan perkiraan kubikasi 1,5 dan peletakan subwoofer dibagian kabin paling belakang. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kabin gain dan mengejar frekuensi, idealnya untuk sebuah mobil bertipe Avanza frekuensi ada disekitar 45-48 hertz.
Pertimbangan lainnya adalah penentuan desain box, karena hal ini memiliki pengaruh yang cukup besar dalam keluaran angin yang dihasilkan. Secara sederhana Arianto menyimpulkan, "Sebenarnya merancang instalasi SPL hanya bagaimana menghasilkan angin yang sekencangnya kearah kabin depan". Desain box berupa airport memiliki ciri corong pipa berada diluar sementara slot lebih cenderung didalam box. Hal ini juga wajib diperhitungkan dengan tipe dan jenis mobil guna memperoleh hasil akhir yang ingin dicapai. Secara singkat ada beberapa kiat yang selalu dilakukan oleh Arianto, yakni rajin tuning, riset dan terakhir adalah wajib menguji coba yang kita lakukan dengan alat ukur seperti yang digunakan dalam Black Out Loud.
Ariyanto sendiri lebih terfokus pada penggarapan SPL karena melihat sisi penilaian yang cenderung lebih akurat dengan menggunakan alat ukur atau mesin. Usaha yang ditempuh olehnya tidaklah sia-sia, dalam dua hari ikut serta dikelas yang berbeda keduanya mendapat gelar juara. Score paling bergengsi pun berhasil diraihnya, yakni 150,5 dan perolehan nilai tersebut langsung menempatkan posisinya kedalam peringkat rekor pertama setelah juara SPL pada Autoblackthrough di Jogja yang hanya mampu bertahan di 149,5 beberapa waktu lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila berkomentar harap sopan